Pengakuan Diri

Memangnya benar ya? Masa kecil mempengaruhi alam bawah sadar kita?

Asal Bunyi
3 min readSep 8, 2023

Tulisan kali ini akan saya dedikasikan untuk mencoba mengenal diri saya sendiri. Perihal mengenal diri sendiri sangat mengasyikkan~

“Kenapasih, aku perhatikan kamutuh mudah sekali untuk dipermainkan sama orang yang menunjukkan sedikit kepeduliannya padamu!? Sama dia begitu, sama aku juga dulu begitu! “

Ucapnya, malam itu. Saya rasa saya punya tendensi untuk bisa merasakan senang diperhatikan oleh orang lain. Siapasih yang tidak senang? Tapi mengingat saya bukan orang yang senang cari perhatian, pun bukan tipe orang yang senang minggle sana-sini. Saya pilah-pilah siapa-siapa yang saya rasa pantas memberikan saya rasa pedulinya. Pun sebaliknya. Tulisan kali ini akan kembali suputaran perasaan — lagi-lagi cinta, lagi lagi rasa, lagi-lagi tulisan kadaluarsa! — Ada dua hal yang ingin saya bahas malam ini. Mari kita bahas satu-persatu:

  1. Nikmatnya kesedihan.
    Saya punya tendensi untuk menikmati kesedihan yang saya alami, kalau bisa saya perpanjang kesedihan ini. Alih-alih minggat secepat kilat, supaya perasaan kembali kuat. Saya malah dengan sengaja membetahkan diri dalam kekalutan yang seringkali buat saya tersesat. Ada aliran deras hormon serotonin dan dopamin mengalir di dalam diri saya setiap kali terjun ke jurang sedih pikiran. Sedih memang setiap menikmati kesedihan, tapi ada perasaan puas. Ah! Sayapun bingung menjelaskannya! Pada intinya, hal ini sudah saya sadari lumayan lama. Kecenderungan ini. Nah, yang saya baru sadari adalah tendensi ke-dua saya.
  2. Mate Poaching
    Pasti teman-teman di sini baru dengar kata mate poaching. Sayapun juga begitu. Boleh teman-teman baca dulu link eksternal yang sudah saya hyperlink, supaya kita satu halaman.
    Sudah?
    Nah jadi teman-teman. Mungkin ini jatuhnya saya membuka aib ya. Tapi yasudahlah, biar. Saya hanya ingin berbagi cerita. Ternyata saya punya kecenderungan untuk mengambil bagian orang. Mengambil kepunyaan orang lain dan ini saya lakukan tanpa saya sadari. Ambilah 3 orang perempuan terkahir dalam hidup saya. Saya bukanlah tipe orang pengembara, arjuna, pindah-pindah rumah sekenanya. Sejauh yang saya amatisih, tidak ya. Orang pertama, ia sudah memiliki pasangan, atau mungkin lebih tepatnya hampir memiliki seorang pasangan. Lantas saya hadir, dengan segala tetek-bengeknya mengacaukan segalanya. Hingga saya mendapatkannya. Walau kandas juga pada akhirnya. Orang kedua, pun dengan cerita yang serupa. Sudah memiliki pasangan, lantaran saya tau hubungannya chaos, tak diresetui oleh orang tuanya lantaran perihal agama. Masuklah saya memporak-porandakan isinya. Hingga saya mendapatkannya. Menikahinya. Lahirlah seorang anak laki-laki gagah dan gemas. Kira saya, perjalanan saya berenti di situ. Nyatanya tidak. Saya kembali dipertemukan oleh seseorang. Sudah punya pasangan juga. Tentu saya sudah punya pasangan pastinya! (Saya tau ini memalukan) Tapi saya kembali melakukan kebiasaan yang dahulu sering saya lakukan. Hingga akhirnya saya tidak mendapatkannya (Yaiyalah, wong udah nikah kau bajingan!). Ini adalah kali pertama saya mendapatkan kekalahan telak saya. Skak mat. Tidak bisa kemana-mana lagi. Mati kutu dibuatnya saya. Padahal saya familiar dengan kondisinya, saya paham betul situasinya, kesempatan saya untuk menang kembali terbuka lebar sebenarnya.

Jadi, mungkin itu alasan saya masih berkutat di halaman yang sama, terus-menerus tanpa saya sadari. Alam bawah sadar saya tak mau menerima kekalahan ini. Kekalahan yang hanya dibuat-buat belaka demi diberi makannya ego saya. Tapi bukan berarti semua yang sudah jalani di masa lalu, pun masa sekarang, tidak pernah menggunakan hati. Justru saya sangat menggunakan hati. Itulah kombo yang sangat berbahaya. Tolol disertai penggunaan hati yang begitu dalam.

Tolol-setolol-tololnya!

Maka, semenjak sadarnya saya akan diri ini sendiri. Akan saya cari kesenagan baru. Agar supaya perasaan yang lebih baik, sekitar yang lebih hangat, pikiran yang lebih tenang.

Saya harap saya bisa membenahi diri saya dengan tidak tergesa-gesa.

--

--