Surat Ini Ditujukkan Untuk Masa Depan

Asal Bunyi
5 min readSep 29, 2022

--

Kali ini tidak akan sedih-sedihan, suer.

Tulisan ini akan saya tujukkan untuk masa depanmu, dibuat sebelum masamu. Saya tidak tau harus mulai dari mana sejujurnya. Tapi saya harap kamu bisa membaca ini di saat yang tepat. Karena, terkadang terlalu cepat pun tidak baik. Pun dengan terlambat juga tidak baik. Percayalah.

Saat saya menulis ini, belum waktunya kamu untuk hadir. Sayapun tidak tahu, akan saya bawa kemana isi tulisan ini. Kamu baca saja. Mungkin kamu mendapatkan satu, dua, tiga, empat, lima, jawaban di sini. Nihilpun tak apa. Saya yakin kamu akan menemukan jawabanmu di tempat yang lain. Karna sayapun sudah pasti akan mengecewakanmu. Cepat atau lambat. Jadi harapkan lah itu. Kekecewaan. Karna ia akan kekal selama hidupmu.

Saya sempat menolak kemungkinan kehadiranmu. Kamu perlu tau itu. Saya tau saya bukanlah manusia yang baik. Tapi saya sadar, garis hidup adalah ketentuan pasti. Saya bisa mengutuk dan meratapi nasib setiap harinya tapi itu tidak akan merubah satupun garis dalam hidup ini. Kalau kamu memang dinyatakan untuk hadir di antara kami. Maka kamu akan hadir. Saya hanya terlampau takut mengecewakan. Mengecewakan dia dan kamu. Mengecewakan segala kemungkinan baik yang bisa terjadi. Mengecewakan diri sendiri. Saya cuman tidak pernah mau kamu merasa kamu tidak memilih untuk hadir di sini, lantas kenapa dihadirkan. Yang perlu kamu garis bawahi adalah: Saya tidak pernah membenci kamu dan tidak akan pernah.

Hitungan jari sudah kamu akan hadir di antara kami. Itu bukanlah waktu yang lama lagi. Banyak ketakutan di depan yang membuat saya terlampau menutup mata, hati, dan telinga. Waktu semakin dekat, sedangkan waktu bukanlah kita yang punya. Waktu adalah punya waktu itu sendiri. Ia yang akan menentukan semua jalan hidup dan cerita di dalamnya. Kalau waktunya datang untuk kehadiranmu, percayalah saat itu saya pasti tak jua kunjung siap. Kesiapan sempurna itu tak pernah ada, yang ada hanyalah Kesiapan yang sebisanya. Tapi akan saya beranikan diri ini. Akan saya bakar semangat, redamkan ego, dan hancurkan perasaan yang tidak perlu.

Selang empat bulan setelah mendengar kabar kehadiranmu. Kami datang mengunjungi salah satu ahli sains. Katanya begini:

“Kehadirannya berupa burung! Kamu, kamu harus bisa jagain dia ya nanti”

Mendengar itu, diapun berderai, berlinang air mata. Bahagia. Ia bahagia karnamu. Sedangkan saya, yang mendengar dari balik tirai putih bau obat itu, tidak bergeming di tiga detik awal. Lantas yang keluar selanjutnya adalah respon yang saya tidak sangka-sangka. Saya tertawa lantang atas kabar itu. Ada percikan perasaan sayang padamu. Hadirpun belum, rasa itu sudah hadir duluan.

Andai hidup ini ada buku panduannya. Andai kamu ada buku panduannya, mungkin saya lebih berani. Andai ada buku panduan dalam menyambut kehadiranmu dan seterusnya. Sudah pasti, saya tidak akan menggunakan sistem kebut semalam (SKS), saya akan belajar dari setahun/dua tahun sebelumnya. Akan saya minta pemerintah untuk memasukannya ke dalam salah satu silabus pembelajaran mereka! Tapi tak apa, katanya: “Praktek adalah cara belajar yang paling mujarab.” Saya cuman berharap saya tidak salah menunjukkan jalan dan mengulurkan tangan padamu nantinya. Pun salah, saya yakin kamu bisa mengingatkan saya dan dia. Mengingatkan kami, bahwa kami salah.

Bagaimana ya rupamu? Apakah kamu akan memiliki rambut yang tebal? Apakah bibirmu akan tipis seperti dia dengan lesung pipi hanya di sebelah kiri saja? Apakah rambutmu akan sekasar sapu ijuk? ataukah rambutmu akan selembut kain sutra? Apakah kamu akan menjadi api yang selalu berkobar seperti dia atau kamu akan menjadi angin yang mencoba tenang?

Kalau kamu hadir. Saya mungkin akan mencurahkan hari-hari, dan hati saya dengan hati-hati padamu. Kami lebih tepatnya. Kami akan curahkan dunia kami padamu. Tapi, terlampau mencurahkan juga bukanlah hal yang baik. Kamu sudah pasti akan kena omel, dan ketus dari kami berdua.

Saya akan beritahu kamu. Dunia ini penuh dengan banyak hal-hal indah. Terlampau indah sampai kamu akan bergeming ketika menyasikkan dan mengalaminya. Membuatmu berpaling dari perasaan yang tidak mengenakkan. Tapi kalau kamu berharap saya akan memberikanmu hal-hal yang indah saja. Kamu salah besar. Dunia ini seperti dua sisi koin. Setiap hal indah ada kekecewaan dibalik itu semua yang menunggu. Begitupun sebaliknya. Akan selalu ada hal yang mempatahkan hati dan semangatmu. Akan selalu ada hal yang membuatmu bangkit dan berjuang kembali. Mungkin bentuk sakit dan semangat itu datang dari saya, dari dia, dari siapapun dan apapun itu. Pada akhirnya, kita hanyalah akan selalu menjadi pencoba yang handal. Mencoba, dan mencoba. Hidup di dunia ini tak ada buku panduannya. Kamu harus terjun dan merasakan untuk tau bagaimana mengatasinya. Indah dan kecewa akan selalu beririsan, bergantian, dan mendewasakan.

Saya bukanlah orang yang mudah, pun dengan dia. Kami berdua bukanlah orang yang mudah. Kami berdua hanyalah orang dewasa yang terlampau keras kepala dengan sakit hati masa lalu kami masing-masing . Ditambah dengan kamu, kita akan menjadi kumpulan tiga orang yang terlampau keras kepala, tapi tidak masing-masing. Kita akan menjadi kumpulan manusia sakit hati dan senang bersama. Tidak lagi masing-masing. Itu doa saya.

Saya penasaran, ketika nantinya kamu membaca ini di masa sana. Apa yang kamu sedang rasakan saat ini? Apa yang sedang kamu alami? Apakah kita utuh? Apakah kamu sedang patah hati? Apakahmu kamu sedang kecewa? Apakah kamu sedang berbunga-bunga? Atau jiwa dan semangatmu sedang menggebu-gebunya untuk menjelajahi setiap sisi, celah, dan lini dalam kehidupan ini? Apapun yang kamu rasakan. Pulanglah. Rumahmu ada di saya, dia, atau kami.

Akan saya kenalkan padamu, bagaimana serunya menginjakkan kaki kosong di tanah basah sehabis hujan. Berlompat di atas genangan air di depan rumah. Membaca buku fiksi dan komik Donald Bebek dan Paman Gober. Berbaring di atas tanah sembari memandangi langit Jakarta yang tidak indah-indah banget ini. Tapi tak apa, kita cari langit lain yang indah! Akan saya kenalkan padamu rasa sakit dari jatuh dalam percobaan kesekian kali dalam mengendarai sepeda. Akan saya kenalkan padamu rasa sakit dari perihnya tersandung kaki sendiri dan jatuh mencium lantai. Akan saya kenalkan padamu sakitnya jari keliking kakimu ketika menghantam ujung sisi meja. Akan saya ajarkan padamu indahnya hidup di dunia ini di antara sakit yang menunggu di setiap sisi hidup ini. Akan saya ajarkan padamu, keindahan dalam patah hati.

Tulisan ini semua tidak akan berujung konklusi, pun pengakuan, pun pembelajaran, apalagi janji. Tulisan ini hanyalah bentuk kamuflase kejujuran saya padamu yang mungkin, beberapa hal dalam tulisan ini tidak akan pernah keluar dari mulut saya padamu. Saya tidak bisa menjanjikanmu segala hal yang indah-indah. Mungkin kamu akan menemukan indah lebih cepat dibanding kecewa, atau sebaliknya. Tapi percayalah semua itu akan silih berganti saja. Perasaan mana yang tinggal lebih lama, itu urusan waktu. Kau tidak bisa mengaturnya. Nikmatilah setiap rasa yang kamu alami. Nikmatilah indah ketika memang sedang indah-indahnya. Nikmatilah kecewa dan sedih ketika sedang sedih-sedihnya. Tak perlu dilawan. Rasa itu akan berganti. Pintu biru itu akan berubah warna.

Mari berjumpa di masa sana.
Saya tunggu kehadiranmu.

--

--